-->

Thursday, April 27, 2017

Nabi Muhammad SAW

Kesempurnaan Jiwa dan Kemuliaan Akhlaq

Nabi Shallallahu alaihi wa salam lain daripada yang lain karena kefasihan bicaranya, kejelasan ucapannya, yang selalu  disampaikan pada kesempatan yang paling tepat dan di tempat yang tidak sulit diketahui, lancar,  jernih kata-katanya,   jelas pengucapan dan maknanya, sedikit ditahan,  disisipi kata-kata yang luas maknanya, mengkhususkan pada penekanan - penekanan hukum. Beliau adalah orang yang lembut, murah hati,  mampu menguasai diri, suka memaafkan saat memegang kekuasaan dan sabar saat ditekan. Orang yang murah hati bisa saja tergelincir dan terperosok . tapi sekian banyak gangguan yang tertuju kepada beliau justru menambah kesabaran beliau. Tingkah polah orang-orang bodoh yang berlebih-lebihan justru menambah kemurahan hati beliau. Aisyah berkata, “Jika Rasulullah harus memilih di antara dua perkara, tentu beliau memilih yang paling mudah di antara keduanya, selagi itu bukan suatu dosa. Jika suatu dosa,  maka beliau adalah orang yang paling menjauh darinya. Beliau tidak membalas untuk dirinya sendiri kecuali jika ada pelanggaran terhadap kehormatan Allah,  lalu dia membalas karena Allah. Beliau adalah orang yang paling tidak mudah marah dan paling cepat ridha.”
Nabi Shallallahu alaihi wa sallam adalah orang yang paling malu dan suka menundukkan mata. Abu Sai’d Al Khudry berkata, “Beliau adalah orang yang lebih pemalu daripada gadis di tempat pingitannya. Jika tidak menyukai sesuatu, maka bisa diketahui dari raut mukanya.”
Beliau tidak pernah lama memandang ke wajah seseorang, menundukkan pandangan, lebih banyak memandang ke arah tanah daripada memandang ke arah langit,  pandangannya jeli, tidak berbicara langsung di hadapan seseorang yang membuatnya malu, tidak menyebut nama seseorang secara jelas jika beliau mendengar sesuatu yang kurang disenanginya, tetapi beliau berkata, “Mengapa orang-orang itu berbuat begitu ?”
Beliau senantiasa gembira, murah hati, lemah lembut, tidak kaku dan keras,  tidak suka mengutuk, tidak berkata keji,  tidak suka mencela, tidak suka memuji,  pura - pura lalai terhadap sesuatu yang tidak menarik dan tidak tunduk kepadanya, meninggalkan tiga perkara dari dirinya : Riya’, banyak bicara dan membicarakan sesuatu yang tidak perlu. Beliau meninggalkan manusia dari tiga perkara: Tidak mencela seseorang, tidak menghinanya, dan tidak mencari-cari kesalahannya.
Sifat - sifat yang sudah disebutkan di sini hanya sebagian kecil dari gambaran kesempurnaan dan keagungan sifat - sifat beliau. Hakikat sebenarnya yang menggambarkan sifat dan ciri - ciri beliau adalah sesuatu yang tidak bisa diketahui secara persis hingga sedetil-detilnya. Adakah orang yang mengaku bisa mengetahui hakikat diri manusia yang paling sempurna dan mendapat cahaya Rabb-nya,  hingga akhlaknya pun adalah Al Qur’an ?

Tulisan yang dipaparkan di sini belumlah cukup untuk menggambarkan sosok mulia Rasulullah SAW. Sampai habis tinta untuk menulis pun belumlah cukup untuk menceritakan kemuliaan akhlak dan kesempurnaan jiwanya.

No comments:

Post a Comment